Dengan berkembangnya pendoa syafaat setahun terakhir ini, BPK PKK Surabaya berkomitmen membekali para pendoa dengan adanya pengajaran doa setiap bulan pada hari Kamis minggu kedua. Puncak dari kegiatan ini adalah diadakannya rekoleksi bagi seluruh pendoa syafaat yang tergabung dalam BPK PKK Surabaya untuk dapat melayani Tuhan lebih baik lagi.
Rekoleksi diadakan di Canta Yumana, Trawas pada tanggal 10-11 November 2018, diikuti oleh 105 orang dari 8 grup harian pendoa BPK PKK Surabaya. Acara ini dimulai dari hari Sabtu sore dan dibuka dengan puasa bersama sampai berbuka puasa pada hari Minggu saat makan siang.
Empat sesi yang diberikan oleh Pak Tjendana membuka pintu karya Roh Kudus dalam rekoleksi ini. Sesi awal membangun kesadaran bagaimana hidup dalam kebangkitan Kristus, terutama bagi kita yang sudah berkomitmen dalam pelayanan doa. Hidup pendoa tidak bisa lepas dari firman Allah, seorang pendoa harus tahu dan percaya akan kebenaran Firman Tuhan. Kemudian dengan seluruh akal budi, berani mengambil keputusan dan bertindak sesuai kebenaran Firman.
Sesi kedua dituntun untuk mengarahkan pola hidup sehari-hari pendoa agar tetap pada jalur yang dikehendaki Tuhan. Selalu mendekat dan tunduk pada Tuhan, selalu melakukan empat langkah pada sesi satu, menyerahkan kendali diri kepada Roh Kudus, selalu mengenakan perlengkapan senjata Allah dan menjadi siap melawan si jahat di mana pun dan kapan pun. Pendoa harus sadar akan tanggungjawab yang Tuhan berikan atas peperangan rohani di hadapannya. Lokakarya malam itu mengajarkan bagaimana melepaskan ikatan kuasa jahat dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Ikatan kesombongan, ketakutan, kekhawatiran, dan lain-lain yang dapat menghalangi tugas pelayanan para pendoa. Dan hal ini harus dilakukan terus menerus untuk memperbarui jiwa dan roh para pelayan Tuhan.
Hari kedua dibuka dengan Misa Kudus yang dipimpin oleh Romo Hatmoko kemudian dilanjutkan dengan foto bersama dan kembali memasuki sesi selanjutnya.
Sesi ketiga membangunkan kesadaran tujuan hidup seorang pendoa. Hanya ada dua pilihan, yaitu menjadi seorang pejuang atau seorang pecundang. Menjawab tantangan menjadi seorang pejuang, berarti memahami tanggung jawab dan resiko sebagai orang pilihan Allah. Dan cara hidup mengikuti kaul para biarawan/wati adalah salah satu cara yang dapat dipakai untuk mengevaluasi setiap keputusan dalam keseharian seorang pejuang. Ketaatan, kemiskinan dan kemurnian.
Sesi keempat membuka pengetahuan bahwa hanya Roh Kudus satu-satunya sumber segala sesuatu dalam pelayanan seseorang terutama pendoa. Pendoa diberi kuasa untuk mencipta, diberi hak untuk mengeluarkan buah. Hanya bersama Roh Kudus, seseorang dapat menciptakan kehidupan, dapat mengeluarkan buah yang baik dan menghidupkan orang lain. Lokakarya pada sesi ini mengajarkan pendoa bagaimana mengikuti tuntunan Roh Kudus yang telah diletakkan dalam hati untuk dikeluarkan dan menghidupkan orang yang didoakan. Sesi ini ditutup dengan komitmen para grup pendoa harian masing-masing untuk melakukan doa estafet dalam grup harian yang langsung disusun saat itu juga. Kegiatan ini diharapkan mampu mengembangkan talenta para pendoa seperti yang dialami grup harian Sabtu Pagi.
Banyak manfaat rohani yang didapatkan oleh para peserta rekoleksi sebagai bukti karya Tuhan dalam menyertai pelayan-pelayan-Nya. Sudah selayaknya setelah selesainya acara rekoleksi ini, para peserta melayani Tuhan dengan lebih bersemangat dan berkomitmen atas urapan-Nya yang baru pada kesempatan ini. (THW)
Comments