top of page

Retret Bersama SEP St. Yohanes Penginjil BPK PKK Keuskupan Surabaya dengan KEP Paroki (Gelombang 2)



Retret Bersama SEP St. Yohanes Penginjil BPK PKK Keuskupan Surabaya dengan KEP Paroki Gelombang 2 diadakan tanggal 9-11 Agustus 2019. Retret ini dibawakan oleh RP. A. Bagus Laksana, SJ dengan tema "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa Kabar Baik" (Roma 10:15b).


Hadir dalam retret sekitar 721 peserta yang berasal dari SEP Surabaya, KEP Kristus Raja, KEP Kelahiran St. Perawan Maria, KEP St. Vincentius a Paulo, KEP Redemptor Mundi, KEP St. Yakobus, KEP St. Marinus Yohanes, KEP Gembala Yang Baik, KEP Roh Kudus, KEP St. Aloysius Gonzaga, KEP Sakramen Maha Kudus, KEP Eksekutif, KEP St. Maria Annuntiata Sidoarjo, KEP St. Yosef Mojokerto.


Di awal retret, Romo Bagus bertanya kepada para peserta, para Evangelizer yang telah diproses lewat SEP/KEP; “Apakah kita semua sudah siap diutus untuk mewartakan sukacita dan keindahan keselamatan dalam Kristus?”


Kepada kita, para Evangelizer, Romo Bagus mengajak untuk melihat keadaan dunia sekarang ini, dunia yang merindukan kedatangan orang-orang yang siap utus, dunia yang muram.


Dunia ini menjadi muram karena adanya kesedihan dan kecemasan yang lahir dari hati yang puas diri namun tamak, mengejar kesenangan sembarangan, hati nurani tumpul, hidup batin terbelenggu oleh kepentingan diri. Tidak ada ruang bagi sesama dan si miskin, suara Allah tidak didengar, sukacita kasih-Nya tidak dirasakan (EG 2), teknologi: melipatgandakan kesempatan untuk kesenangan dan hiburan, tetapi sulit melahirkan sukacita (EG 7), banyak “relasi atau teman” (atau sekedar: followers?), tetapi minim afeksi, kegalauan, depresi, kesepian.


Di tengah dunia yang muram ini, kita para Evangelizer diutus untuk mengajak banyak orang bertemu dengan SANG PRIBADI yaitu Tuhan Yesus Kristus sendiri, Sang Sumber Sukacita yang tak pernah mengecewakan, yang tak pernah lelah mengampuni kita, yang memberikan harapan kepada banyak orang yang sedang mengalami pergumulan dalam hidupnya bahwa Ia akan mencintai mereka tanpa batas dan melebihi segala-galanya.


Agar kita para Evangelizer dapat mengajak banyak orang bertemu Sang Pribadi, Sang Sumber Sukacita, maka Romo Bagus mengajak para Evangelizer untuk menyadari bahwa kita dipanggil dan diutus atas prakarsa Tuhan. Para Evangelizer tidak dipanggil untuk menjadi hero (pahlawan), tetapi dipanggil untuk menjadi murid yang penuh sukacita, yang penuh keindahan untuk memancarkan wajah Tuhan yang penuh kasih dan sukacita.


Meskipun terkadang kita, para Evangelizer menjadi muram (tidak bersukacita) karena keberdosaan kita dan keletihan spiritual, namun dengan pertobatan yang terus menerus, dengan kerendahan hati dan kekuatan iman, memampukan kita, para Evangelizer untuk memelihara semangat sebagai Evangelizer. (AS)

49 views0 comments
bottom of page